28 research outputs found

    Pengaruh Deformasi terhadap Suhu Rekristalisasi pada Paduan Cu-mn-ni

    Full text link
    PENGARUH DEFORMASI TERHADAP SUHU REKRISTALISASI PADA PADUAN Cu-Mn-Ni. Paduan Cu-Mn-Ni atau paduan manganin adalah pemaduan dari 4% Ni, 12% Mn dalam tembaga. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh besarnya deformasi dipadukan dengan suhu aniling yang bervariasi terhadap suhu rekristalisasi dari paduan manganin. Paduan manganin dianiling pada suhu kamar (30oC), 250oC, 300oC, 350oC, 400oC, 450oC, 500oC dan 550oC selama 50 menit, dimana as cast paduan sebelum dipanaskan, dirol dingin dengan variasi reduksi sebesar 27,79%, 52,44% dan 66,31%. Pengujian lain yang mendukung untuk melihat pengaruh besarnya deformasi, terhadap suhu rekristalisasi dari paduan tersebut, adalah metalografi dan uji keras (HB-10). Dari hasil metalografi terlihat bahwa rekristalisasi mulai terjadi berkisar antara suhu 400oC-450oC. Dari grafik hasil uji keras paduan manganin pada variasi reduksi dan suhu anil yang berbeda, diperoleh suhu rekristalisasi pada reduksi 27,79% = 416oC, reduksi 52,44% = 410oC dan reduksi 66,31% = 379oC

    Pengembangan Alat Praktikum Termodinamika Berbasis Problem Based Learning Bagi Peserta Didik Sma/ma Kelas XI

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan 1) Mengembangkan alat praktikum termodinamika berbasis problem based learning bagi peserta didik SMA/MA kelas XI 2) Mengetahui kualitas alat praktikum termodinamika berbasis problem based learning berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, danpendidik fisika SMA/MA 3) Mengetahui respon peserta didik dan keterlaksanaan alat praktikumtermodinamika berbasis problem based learning bagi peserta didik SMA/MA kelas XI. Penelitian ini merupakan penelitian R&D dengan model prosedural yang mengadaptasi prosedur penelitian pengembangan menurut Borg and Gall yaitu (1) studi pendahuluan, (2) merencanakan penelitian, (3) pengembangan desain, (4) uji lapangan terbatas, (5) revisi hasil uji lapangan terbatas, (6) uji lapangan lebih luas, (7) revisi hasil uji lapangan lebih luas, (8) uji kelayakan, (9) revisi hasil uji kelayakan, dan (10) diseminasi dan implementasi. Penelitian ini dilakukan sampai pada tahap ke-7, yaitu revisi hasil uji lapangan lebih luas. Instrumen penelitian berupa lembar penilaian kualitas alat praktikum termodinamika berbasis problem based learning untuk ahli materi, ahli media, dan pendidik Fisika SMA/MA menggunakan skala Likert yang dibuat dalam bentuk checklist. Instrumen untuk peserta didik berupa skala respon peserta didik menggunakan skala Likert yang dibuat dalam bentuk checklist. Instrumen keterlaksanaan alat praktikum berupa deskripsi keterlaksanaan alat praktikum saat dilakukan uji coba produk kepada peserta didik. Data hasil penilaian diubah menjadi rerata skor kemudian dibandingkan dengan tabel klasifikasi kriteria kualitatif penilaian produk dan respon peserta didik. Hasil penelitian yang telah dikembangkan berupa alat praktikum termodinamika berbasis problem based learning bagi peserta didik SMA/MA kelas XI berdasarkan karakteristik Problem Based Learning. Kualitas alat praktikum termodinamika yang dikembangkan menurut penilaian ahli materi, ahli media, dan pendidik Fisika SMA/MA adalah sangat baik (SB). Respon peserta didik terhadap alat praktikum termodinamika pada uji coba produk adalah sangat setuju (SS), sedangkan hambatan pada keterlaksanaan alat praktikum yaitu pada kerjasama kelompok, percobaan hukum ke-0, rangkaian alat praktikum, dan waktu pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat praktikum termodinamika yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran bagi peserta didik kelas XI SMA/MA

    Pembelajaran IPA Sekolah Dasar Berbasis Pendidikan Karakter

    Full text link
    Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang memuat unsur penekanan karakter disetiap Kompetensi Dasar (KD). Adanya karakter yang diterapkan dalam setiap pembelajaran IPA akan membiasakan perilaku baik/terpuji (akhlakul karimah) sejak dini. Usia siswa Sekolah Dasar (SD) adalah usia yang tepa! dalam penanaman dan pengembangan karakter. Penanaman karakter sejak dini akan menjadi bekal di masa yang akan datang terutama dalam mempersiapkan peserta didik sebagai generasi penerus warga masyarakat dan Negara, karena muatan etika dan moral yang terkandung di dalamnya.Hasil pemikiran ini menghasilkan balnva pendidikan karakter sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pembelajaran IPA tidak akan terlepas dari produk, proses, dan sikap siswa terhadap sains

    Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (Salingtemas) Dengan Tema Teknologi Biogas

    Get PDF
    This study aims to develop the module based Integrated science environment technology society (SETS), knowing the quality of modules according to matter experts, media specialists and science teachers SMP / MTs, as well as the response of students to the module. Integrated Science is the study or the development of Research and Development (R & D) procedural models, the model is descriptive, showing the steps to be followed to produce the product. The procedure follows the development of Borg and Gall procedures that can be done more simply by involving five major steps: 1) to analyze the product to be developed; 2) develop the initial product, 3) validation of the expert and revision, 4) small-scale field trials and revision of the product; 5) large- scale field trials and the final product. The results of the module-based Integrated Science (SETS) with the theme of biogas technology. Based on an assessment matter experts, media specialists and science teachers SMP/MTs module Integrated IPA has developed a very good quality with score of 87.69 of the ideal of matter experts, 76.78 of the ideal score of media expert, and 77.75 of the ideal score of teacher SMP/MTs. As for the students\u27 responses on a small scale field trials and large-scale field trials get very good response with score of 78.75 of the ideal in small-scale field trials and 81.17 of the ideal score on a scale field trials great

    Analisa Kegagalan Komponen Front Axle pada Kendaraan Bermotor Roda Empat

    Get PDF
    Kegagalan material berupa patahnya front axle bagian kanan dan bagian kiri pada komponen kendaraan bermotor roda empat jenis bus terjadi pada saat kendaraaan sedang beroperasi. Analisa kegagalan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab utama dan mekanisme kegagalan yang mengakibatkan patahnya front axle pada kedua bagian serta memberikan solusi agar kegagalan serupa dapat dihindari dikemudian hari. Pengujian telah dilakukan berupa fraktografi melalui pengamatan visual secara makro dan mikro, uji kekerasan mikro vickers dan metalografi diharapkan dari serangkaian pengujian dan evaluasi dapat diketahui faktor penyebab kegagalan. Material komponen front axle dapat dikelompokkan kedalam baja karbon paduan rendah, analog dengan standar JIS G5111 SCC5 (high tensile strength carbon steel and low alloys steel castings for structural purpose) dengan nilai kekerasan rata-rata 262,9 – 291,0 HV hasil proses quench & temper serta memiliki struktur mikro martensit temper. Jenis patahan yang terjadi adalah patah ulet terjadi pada bagian atas komponen di tandai dengan bentuk permukaan yang lebih halus akibat kegagalan akibat beban lebih (over load) sehingga melebihi batas luluh material pada saat operasi. Kegagalan akibat beban lebih pada kasus ini terjadi akibat adanya porositas pada material sehingga dapat menurunkan kekuatan material

    Karakteristik Material Biokompetibel Aplikasi Implan Medis Jenis Bone Plate

    Get PDF
    Komponen bone plate adalah salah satu alat medis yang di buat untuk menggantikanstruktur dan fungsi suatu bagian biologis. Di pasaran komponen bone plate mempunyaiharga yang variatif tergantung materialnya, karakterisasi material bone plate telahdilakukan menggunakan beberapa pengujian yaitu pengujian komposisi kimia, metalografi,pengujian kekerasan dan pengujian korosi. Hasil pengujian komposisi kimia padakomponen bone plate A dan bone plate B menunjukan material klasifikasi jenis baja tahankarat Austenitik. Bone plate A baja tahan karat Austenitik 316L dengan kandunganmolibdenum 1,94%, dan khrom 20,48%, sedangkan bone plate B baja tahan karatAustenitik 304L kandungan molibdenum 0,149%, dan khrom 20,08%. Nilai kekerasanbone plate A sebesar 181,56 HB dan bone plate B sebesar 152,92 HB. Hasil metalografipada material bone plate A dan bone plate B menunjukkan struktur mikro dengan fasaaustenitik. Hasil pengujian korosi metode CMS menunjukkan bahwa bone plate A denganlaju korosi 0,80 mpy dan bone plate B dengan laju korosi 1,15 mpy. Dari karakterisasi datapengujian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komponen bone plate yang berasaldari material baja tahan karat Austenitik 316L dapat dibuat melalui proses manufakturyang ada tanpa harus import, sehingga dapat lebih tepat dimensinya sesuai dengan anatomidengan harga yang terjangkau
    corecore